SYL Sedih Soal Perpecahan Internal KNPI Sulsel

MAKASSAR – KNPI merupakan laboratorium kader yang harus dijaga. Perbedaan itu biasa, tapi pendekatan akademik dan duduk satu meja membicarakan persoalan harus dikedepanan. Tidak boleh ada ego dan jalan sendiri. Hal tersebut dipertegas Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) ke – XIV KNPI Sulsel di Hotel Singgasana Makassar.

SYL menyerukan agar Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) senantiasa dijaga. Seruan itu menyusul adanya oknum-oknum yang menyukai perpecahan di internal organisasi pemuda KNPI. SYL mengaku sedih atas kondisi itu.

Kata mantan Bupati Gowa dua periode ini, Negara ini, Negara terancam tantangan baru, dimana era yang memiliki kecanggihan teknologi yang bisa mencabik kehidupan bangsa karena berawal dari perpecahan kecil. “Ujian-ujian dari proses berkebangsaan disaat kita sesuatu yang tidak punya arti dan makna nya bisa bersama teman-teman, anakku yang ada di selatan bangsa, ini milik kalian kau suka atau tidak siapapun Kamu besok punya tanggung jawab terhadap negara ini. Di negara tropis di tengah-tengah khatulistiwa adalah negara yang paling kaya koleksi negara negara kita negara kamu dan saya,”singgung SYL.

Diingatkan kepada seluruh kader KNPI, Indonesia yang luar biasa, semuanya tidak boleh kalau kemudian pecah organisasi, profesi atas nama ekonomi pecah. Mungkin hal-hal itu menurutnya di Sulseljika diurut belum ada, tetapi kalau nama kebangsaan pecah maka semua akan termasuk ikut berdosa.”Ini perlu diingatkan pada semua orang atas nama bangsa. Saya serius mengingatkan ini. Tugas saya adalah sebagai pengawas pewarisan bangsa dengan baik,” kata Syahrul.

Ketua KNPI Sulsel Mizar Rahmatullah Roem mengakui jika saat ini KNPI Sulsel tengah mengalami zaman kembar (dualisme), akan tetapi dirinya tetap berharap KNPI Sulsel terus berkarya untuk bangsa. “Mungkin seperti kata Karmin di tulisannya bahwa sekarang eranya zaman kembar Mayang, tetapi hari ini saya mengatakan boleh kembar tetapi serupa, tetapi tidak sama. Kita berorganisasi tentunya dengan semangat perjuangan yaitu ingin mengabdi ingin berbuat ingin berkarya dengan ikhlas.”ujarnya.

Buat apa berorganisasi kata Mizwar, kalau tidak mentaati azas organisasi, dia mengakui jika pengabdian KNPI bukanlah karena imbalan ataupun memiliki badan politik. “Kita mengabdi bukan karena sebuah imbalan atau fisik politik, tetapi murni adalah keikhlasan untuk berkarya dan berbuat untuk Sulawesi Selatan dan terkhusus Indonesia. Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam membina saintek,”ungkapnya.

Diketahui, ada tiga kandidat yang akan bertarung di Musda KNPI Sulsel. Mereka adalah Nurkanita Maruddani, Andi Sugeng Sapta Aji Mappanyompa, dan Imran Eka Saputra.(ana/R)