Penerapan Perda Baca Tulis Alqur’an (BTA) sejalan dengan penerapan Ful Day Scholl meskipun istilahnya tidak teruang dalam juknis tentang Hari Sekolah sesuai Permendikbud 23/ 2017.
Kepala Sekolah SMP 2 Maiwa, Alimus Muhammad Nur, S. Pd, M. Pd, yang ditemui usai sosialisasi mengatakan, kegiataannya adalah literasi dan pengembangan karakter pada pagi hari, kemudian intrakurikuler sampai pukul 13.20. Setelah itu berlanjut dengan kegiatan kokurikuler berupa pengerjaan tugas atau pengayaan sampai pukul 14.00, dan diakhiri dengan kegiatan ekstrakurikuler. Pada hari Jumat ekstrakurikuler diisi dengan kegiatan Pramuka sebagai ekskul wajib dan pukul 14.30 s.d. 15.30. Keuntungan bagi peserta didik dan orang tua adalah peserta didik tidak membawa lagi tugas sebagai pekerjaan rumah.
Tentang bertambahnya uang jajan bagi peserta didik jelas Alimus, tidak akan bertambah, karena peserta didik selalu pulang pada pukul 14.00 dan tiga kali setiap pekan mereka kembali datang ke sekolah untuk pengembangan diri sehingga membutuhkan uang bensin dan uang jajan yang dobel setiap tiga hari sepekan
Maiwa sendiri mengaku tengah menyiapkan Roster untuk Lima Hari Sekolah yang memuat awal setiap hari berupa Upacara pada Senin, Apel plus Zikir pada Selasa, Rabu, Kamis, dan Senam, Jumat Sedekah, Jumat Bersih pada hari Jumat, Kegiatan Intrakurikuler, Kokurikuler, dan Ekstrakurikuler yang melibatkan semua pendidik pada keseluruhan kegiatan tersebut.
Pada kegiatan ekstrakurikuler, selain menerapkan pilihan ekstrakurikuler pada DAPODIK, Kami juga tidak melupakan Peraturan Daerah dan budaya lokal. Oleh karena itu, ekstrakurikuler wajib di SMPN 2 Maiwa adalah Pramuka dan Baca Tulis Alquran. Selain itu, terdapat olah raga dan permainan tradisional.
Sekitar 20% anak didik dari kelas 7 s.d. kelas 9 yang tidak tahu mengaji. Peserta didik ini dibagi menjadi dua rombel, yakni rombel laki-laki dan rombel perempuan. Mereka dibimbing untuk membaca Alquran dengan metode IQRA. Pelaksanaan BTA di SMPN 2 Maiwa berlangsung pada hari senin setiap pecan.
Kepsek SMPN 2 ini menitip saran, agar Pemda dapat membantu sekolah mengembangkan karakter peserta didik ke arah akhlakul karimah dengan memberikan fasilitas pendukung dan tenaga yang kompeten terutama yang berkaitan dengan Perda tentang BTA dan pengembangan olah raga/permainan tradisional. “Pengamatan Kami, permainan tradisional sarat dengan karakter, misalnya adanya sikap jujur dan ketelitian pada permainan congklak (ma’galacang), konsentrasi dan ketepatan bidikan pada permainan kelereng, ketelitian dan kehatihatian pada permainan ma’cungkil botto batu kerikil,” harapnya. (zaini/r)