Hebat Di Gowa, Sekolah Jadi Area Bisnis
TAKALAR, TRI ALIEF – Progres peningkatan kualitas anak didik mulai ditingkat sekolah dasar hingga menengah atas menjadi skala prioritas mengangkat harkat sumber daya manusia. Hakekatnya, pencerdasan anak bangsa wajib dilakukan pemerintah dengan mengangkat pos anggaran pendidikan baik lewat dana BOS, Pendidikan Gratis maupun Beasiswa. Namun dalam proses perjalanannya, beragam fasilitas sekolah juga menghujani sekolah dengan pembekakan biaya jutaan rupiah seperti pengadaan buku narkoba dan pengadaan tandu P3K.
Di kabupaten Gowa, keluhan pendidik cukup memprihatinkan kendati tak memiliki keberanian mengungkap secara terbuka. Kucuran anggaran ke sekolah memang cukup besar dan jelas posnya, tapi dibentur oleh persembahan pesanan dari Dinas Pendidikan dengan pembiayaan yang cukup besar. ” Kami tak berani menolak meskipun yang ditawarkan tidak begitu penting seperti tandu P3K dan buku,” ungkap guru.
Mereka (pendidik) mengaku prihatin dengan kondisi sekolah yang seakan dijadikan area bisnis oknum tertentu dengan menggandeng kebijakan dan nama Dinas Pendidikan. Sehingga anggaran sekolah yang digelontorkan seakan hanya sebatas tempat transit (titipan) uang di sekolah karena banyak oknum yang mampir dengan modus barang atas kebijakan dinas terkait. Bahkan kata mereka, distribusi buku bersmple narkoba yang diperuntukkan bagi siswa SD dinilai muatannya bisnis murni. “Tidak ada nilai plus bagi pendidikan anak, apalagi siswa SDji,” pungkasnya.
Dikondisi ini, Pemkab Gowa melalui Dinas Pendidikan diharapkan lebih proaktif melihat dan tegas untuk tidak menggunakan anggaran sekolah bukan pada pos anggarannya. Adanya distribusi barang yang memperatasnamakan Dinas Pendidikan harusnya dipertegas dengan edaran ke sekolah untuk tidak melayani siapapun tanpa ada rekomendasi resmi dari Disdikpora, apalagi barang jualan seperti distibusi barang berjpa tandu P3K yang harganya selangit Rp. 5 juta. (red)