Mendulang Omzet Jutaan Rupiah dari Jualan Pomade
Tak sedikit mereka yang sudah bekerja kantoran sambil menjalankan bisnis. Ini dilakukan agar punya penghasilan tambahan selain gaji yang diterima setiap bulan.
Salah satunya adalah Okta Indra Sakti. Pria berusia 26 tahun ini menjalani rutinitasnya sebagai pekerja kantoran di perusahaan swasta, sekaligus berbisnis pomade (jenis minyak rambut) dengan merek Piw’s Pomade.
Okta bercerita, bisnis pomade dimulai pada 2013. Usaha menjual pomade pun diawali sebagai reseller produk pomade lokal maupun luar negeri.
Setelah 2 tahun sebagai reseller, Okta memberanikan diri membuat pomade sendiri. Segala bahan baku yang dibutuhkan dibeli dengan modal awal sebesar Rp 1,5 juta yang dia pinjam dari adiknya.
Bermodal Rp 1,5 juta itu, Okta mampu membuat 20 buah pomade dan dititip ke tempat pangkas rambut untuk dijual.
“Pomade buatan sendiri awalnya saya titipkan di tempat-tempat pangkas rambut sebagai sample, dan ketika tanggapan para pelanggan cukup baik, maka saya memutuskan untuk menekuni usaha pomade ini dengan serius,” ujar Okta kepada detikFinance, Jakarta, Selasa (31/1) lalu.
Sebenarnya, tidak ada garis keturunan pedagang yang mengalir dalam diri Okta. Niatnya berbisnis pomade karena kebiasaannya memakai minyak rambut ‘anti badai’ itu. Bukan itu saja, Okta juga melihat peluang mendulang rupiah karena pomade digemari kaum adam.
“Kini pria muda atau dewasa sangat menggandrungi pomade. Mulai yang dari awam dengan pomade sampai yang sudah expert menggunakan pomade,” jelasnya.
Di 2015 Okta mulai melebarkan sayap pemasaran Piw’s Pomade ke jejaring media sosial, seperti Instagram, Facebook dan juga twitter.
Produk pomade racikan Okta direspons cukup baik oleh pasar, sehingga di 2016 Piw’s Pomade telah menyebar ke beberapa pangkas rambut modern hingga memiliki reseller di Jabodetabek.
Terdapat beberapa varian pomade hasil kreasi Okta dengan banderol harga antara Rp 90-120.000 per buah tergantung dari daya rekat dan tingkat klimis yang berbeda. Okta mampu meraup omzet antara Rp 6-12 juta per bulan dari bisnis pomade.
Dengan jerih payahnya itu, kini dia punya penghasilan tambahan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama keluarga kecilnya.
“Omzet untuk saat ini tidak tetap. Berkisar antar Rp 6-12 juta per bulan, dengan produksi jika ditotal sebulan sekitar 200-300 buah,” kata Ayah satu anak ini.
Pomade racikan Okta juga telah tersebar di luar Jabodetabek, seperti Lampung, Pekanbaru, Bandung, Kediri, Gresik, Surabaya, Purwokerto, Cirebon, dan Indramayu.
“Banyak pesaing pomade lokal yang sudah bisa memasarkan produk mereka. Namun di sini saya memiliki solusi karena saya sudah memiliki start pasar 2 tahun sebelumnya. saya menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan pelanggan itulah yang menjaga saya bisa berjualan hingga saat ini,” pungkas Okta.
Jika tertarik dan ingin tahu lebih jauh produk Piw’s Pomade, silakan cek di instagram & twitter @piwstuffpomade (ang/ang)