Keluhan masyarakat tani di Lembang Sangpolo, kecamatan Kurra, kabupaten Tana Toraja bukan tak beralsan, tapi bangunan irigasi yang dirintis Dinas Pertanian (Distan) sama sekali tak ada manfaatnya. Pasalnya, air bendungan mengaliri irigasi bukan untuk persawahan, tetapi dibangun untuk membuang air ke sungai saja.
MAKALE – Masyarakat Lembang Sangpolo berharap sangat kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tana Toraja untuk turun langsung kelapangan meninjau fungsi irigasi yang direncanakan dan di bangun Distan. Padahal warga, pembangunan irigasi seperti ini seharusnya dibicarakan ditingkat masyarakat sebagai pemanfaat. “Pembangunan irigasi pembuangan seperti itu tidak pernah diusulkan di musrembang,” ujar warga.
Paket proyek pembangunan irigasi di Sangpolo ini menghabiskan anggaran Rp164.950.000 tahun 2016 lalu yang asas manfaatnya sama sekali tidak bersentuhan dengan masyarakat tani. Kata warga, proyek tak bernilai ini dikerjakan CV .GRASKY PRATAMA waktu itu yang sumber dananya dari Dana Alokasi Khusus (DAK).
Menurut penyampaian warga tani di Lembang Sangpolo, air yang ditampung (dibendung) asalnya dari sungai dan dibuang kembali ke sungai. Lalu apa manfaatnya di masyarakat….?
Salah seorang warga yang tak bersedia diperjelas jati dirinya meminta agar pihak terkait meninjau ulang proyek pembangunan irigasi yang dianggapnya hanya pemborosan anggaran. “Kalu tak bermanfaat, jauh lebih baik kalau pemerintah menyantunkan anggarannya untuk pengembangan pertanian yang lebih menyentuh dan dinikmati langsung warga tani.
Sementara Kepala Dinas Pertanian ataupun instansi yang terkait hingga informasi ini kembali dipublish, masih belum berhasil dimintai tanggapannya. “Bicarakan dulu ke Distan dan apa solusinya,” pinta warga. (Andarias/titus)