Nasional

Saling Hujat Dihentikan, NKRI Jangan Dinodai

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta semua pihak untuk menghentikan ‘gesekan’. Sepakat dengan Presiden Jokowi, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD menyebut tindakan saling menghujat bisa berdampak negatif bagi Bangsa Indonesia.

“Saya sangat setuju bahwa hujat-menghujat itu dihentikan, nggak ada gunanya. Saat ini sudah terlalu jauh dan mengkhawatirkan,” ungkap Mahfud saat berbincang dengan detikcom, Selasa (16/5/2017) malam.

Mahfud menyatakan memang betul setiap warga negara berhak mengekspesikan aspirasi politiknya. Namun semua pihak diminta untuk memperhatikan dua koridor utama, yakni agar aspirasi itu tidak merusak NKRI serta merusak persatuan dan kesatuan.

“Jangan menyebabkan pemerintah lumpuh atau tidak efektif karena akan bahaya. Kalau ini diteruskan, ini menyentuh masalah sensitif yaitu perpecahan, meski kecil misalnya seperti di Minahasa, Manado, Papua dan sebagainya,” ujar Mahfud.

“Itu saya kira sudah keluar dari koridor. Jadi yang pertama tadi jangan merusak NKRI. Itu harus dihindari. Jangan sebabkan pemerintah tidak efektif. Jangan mengancam keutuhan negara kita, selama ini sudah bagus. Tapi sekarang ini sudah terlalu jauh hujat-menghujatnya,” sambungnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengadakan pertemuan dengan delapan tokoh lintas agama di Istana Merdeka. Presiden memberi pernyataan agar semua pihak tidak ada lagi saling menghujat atau berbagai gesekan lainnya.

“Jika dalam beberapa waktu terakhir ada gesekan, mulai saat ini saya minta hal-hal tersebut segera dihentikan. Jangan saling menghujat karena kita bersaudara, jangan saling jelekkan karena kita bersaudara,” tegas Presiden Jokowi, Selasa (16/5).

“Jangan saling fitnah karena kita bersaudara, jangan saling menolak karena kita bersaudara, jangan saling mendemo, habis energi kita untuk hal-hal seperti itu, karena kita bersaudara. Kita adalah saudara sebangsa dan setanah air,” sambungnya.   (elz/aud)