UKM Indonesia Tembus di Pemerintahan Trump
Sejak dipimpin oleh Donald Trump, kebijakan perekonomian Amerika Serikat (AS) saat ini cenderung proteksionis. AS saat ini tengah memilah-milah mana saja kerja sama perdagangan antar negara yang dianggap merugikan bagi mereka.
Menurut Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Arif Budimanta, Indonesia tidak akan terpengaruh dengan kebijakan Trump tersebut. Sebab eksportir Indonesia bukan termasuk yang negara yang dianggap merugikan AS.
“Pertama dari sektor barang, memang AS desfisit neraca perdagangnya, tapi ada batas atasnya US$ 20 miliar. Indonesia surplus dengan AS US$ 13 miliar. Jadi kita di bawah batas minimal negara yang dianggap mencurangi AS, terangnya dalam acara Busines Gathering Indonesia Eximbank di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (6/4/2017).
Selain itu menurut Arif, AS juga telah mengeruk keuntungan dari sisi neraca perdagangan jasa antara Indonesia dengan AS. Sebab banyak dari produk software IT dan jasa keuangan dari AS yang masuk ke Indonesia.
Berdasarkan hal itu, Indonesia masih memiliki peluang untuk mengembangkan pasar ekspor di AS. Arif menghimbau agar para eksportir Indonesia tidak perlu takut dengan isu tersebut.
Sementara Direktur Pelaksana V Indonesia Eximbank Bonifacius Prasetyo menambahkan, dari data yang dimilikinya ekspor Indonesia ke AS paling besar dari segmen Usaha Kecil Menengah (UKM) di sektor perikanan. Kebanyakan UKM perikanan yang berorientasi ekspor itu berada di wilayah Indonesia timur.
“Dan kita berkomitmen untuk memberikan pembiayaan ke UKME cukup besar. Khusus Indonesia timur mendapatkan porsi yang cukup besar untuk mendorong ekspor,” tuturnya.
Tahun ini Indonesia Eximbank menargetkan bisa menyalurkan pembiayaan ke sektor Usaha Kecil Menengah yang berorientasi Ekspor (UKME) sebesar Rp 15 triliun. Dari angka itu sekitar Rp 1,5 triliun akan disalurkan untuk sektor perikanan. (ang/ang)