Banyak Minum Kopi, Begini Pengaruhnya ke Ginjal
Pesulap Limbad pingsan usai beraksi di malam tahun baru 2017 di Lapangan Bundar Praya, Lombok Tengah. Istrinya, Susi, mengaitkannya dengan riwayat sakit ginjal dan kebiasaan minum kopi.
Susi menyebut, sang pesulap yang irit bicara tersebut punya riwayat batu ginjal sekitar 5 tahun silam. Ia menduga, penyakit tersebut kambuh dan membuat Limbad pingsan usai melakukan atraksi gantung diri sambil dijemur selama 12 jam.
“Dia kan demen ngopi juga, mungkin terlalu banyak ngopi jadi kena ginjalnya,” kata Susi, dikutip dari detikHot, Minggu (1/1/2017).
Kaitan kopi dengan penyakit ginjal sejak lama menjadi perbincangan. Salah satu minuman paling populer di seluruh dunia tersebut mengandung oksalat, yang di dalam tubuh bisa berikatan dengan kalsium dan membentuk kalsium oksalat. Ini adalah komponen pembentuk batu ginjal.
Sebuah penelitian tahun 2004 membuktikan adanya peningkatan kadar kalsium di urine setelah mengonsumsi 2 cangkir kopi dalam sehari. Namun dalam penelitian ini, kesimpulan hanya berlaku pada orang-orang dengan riwayat batu ginjal.
Seorang pakar kesehatan mengaitkannya dengan sifat diuretik pada kafein yang terkandung dalam kopi. Menurutnya, asupan kopi berpengaruh pada penyerapan cairan ke dalam darah dan akhirnya berdampak pada ginjal. Namun menurutnya, itu juga cenderung terjadi pada orang-orang dengan fungsi ginjal yang memang sudah bermasalah.
“Tidak selalu berarti buruk kalau Anda punya fungsi ginjal yang normal, tapi penelitian menunjukkan konsumsi kopi jangka panjang bisa membuat penyakit ginjal memburuk,” kata Prof Chris Eden dari Royal Surrey County Hospital, dikutip dari Dailymail.
Soal sifat kopi sebagai diuretik pun, tidak semua pakar sepakat. Kenyataannya, banyak atlet yang mengonsumsi kopi sebelum bertanding tanpa khawatir mengalami dehidrasi. Pastinya, dalam takaran yang wajar dan tanpa riwayat sakit ginjal.