Budaya

Hepatitis Jangan Abaikan, Hindari Instan

PENYAKIT hepatitis merupakan peradangan hati yang disebabkan beberapa faktor. Umumnya karena virus. Gejalanya pun tidak khas sehingga sulit bagi seseorang untuk mendeteksi diri jika menderita hepatitis.

Dalam seminar awam World Hepatitis Day 2017, Dokter spesialis penyakit dalam, Amelia Rifai mengungkapkan, ada lima macam hepatitis tetapi yang paling banyak hepatitis B dan C. Tetapi untuk memastikan diagnosisisnya perlu pemeriksaan laboratorium.

Umumnya pasien yang mempunyai gejala-gejala seperti flu, mudah lelah, mata berwarna kuning dan air seni berwarna hitam pekat. “Tetapi ada juga yang datang tanpa keluhan sama sekali, seperti tidak sakit, sehingga tidak ingin dirawat, padahal yang harus dijaga jangan sampai penyakitnya kronis dan menjadi kanker hati,” kata dr Amelia Rifai pada seminar di Auditorium Pusat Jantung Terpadu RS Wahidin Sudirohusodo.

Dokter yang berpraktik di RS Wahidin Sudirohusodo ini memaparkan, dalam proses penyembuhan penderita hepatitis tidak dianjurkan untuk mengonsumsi makanan cepat saji atau instan, atau makanan yang memperberat kerja lever. “Tidak boleh begadang, memporsir tenaga untuk bekerja, yang paling terpenting olahraga ringan setiap hari,” imbuhnya.

Spesialis Patologi Klinik, dr Asvin mengungkapkan, hepatitis juga bisa menular melalui infeksi individu ke individu apabila orang di sekitar penderita mempunyai daya tahan tubuh yang menurun.

Penularannya bisa karena penggunaan jarum suntik bersama, penerima donor darah, hunbungan seks yang tidak sehat dan tidak aman, tidak pernah mendapatkan vaksinasi hepatitis. “Tetapi penularan ini tidak berlangsung begitu saja, dibutuhkan  satu hingga dua bulan kemudian timbul gejala penaykit hepatitis,” katanya.

Tidak hanya itu, pemeriksaan laboratorium juga sangat diperlukan untuk mengetahui status dari hepatitis tersebut, agar penanganannya bisa dilakukan dengan tepat dan cepat. (mt/ar)