Intelektual Guru Lemah, IGI Dipimpin Lurah
TAKALAR – Mengangkat harkat, martabat dan kualitas pendidikan tidak semudah membalik telapak tangan. tapi diperlukan kerja keras dan kematangan ilmu khusus bagi pendidik agar murid tidak mengalami kesulitan menerima pelajaran. Jadi kalau gurunya kurang terdidik, maka muridnya dipastikan tsk mampu bersaing denhan sekolah dikabjpaten lain.
Lemahnya intelektualitas pendidik (guru) di kabupaten Takalar nampak sangat jelas. Itu terlihat dari ketidak mampuan guru dalam berorganisasi karena lembaga profesi seperti Ikatan Guru Indonesia (IGI) dipimpin oleh seorang lurah. Artinya, dari ribuan tenaga guru di Takalar tidak satupun pendidik yang memiliki kapasitas untuk memimpin. ” Kasihan Takalar, karena hampir secara keseluruhan guru tidak terkader (bodoh) dalam berorganisasi,” sindir pemerhati pendidikan, Nixon Sadli Karma.
Dia juga menyorot pelaksanaan kegiatan seminar IGI yang dilaksanakan di Gedung Islamic Centre (GIC) belum lama ini. Berkait pungutan Rp. 175 ribu per-guru kata Nixon, pihak pelaksana kegiatan harus mengantongi rekomendasi Kesban dalam kontes pengumpulan dana. ” Kalau tidak ada rekomendasi dari Kesban, itu berarti IGI melakukan pungutan liar. Jadi kegiatan seminar IGI harusnya ditelisik oleh aparat kepolisian maupun kejaksaan,” imbuhnya. (red)