Suporter Bola Anrkis, Warga Panik Selamatkan Diri
*** KORBAN MENDERITA LUKA BAKAR ***
Suporter salah satu klub sepak bola tiba-tiba ngamuk dan anarkis dengan melakukan penyerangan kepada warga. Mereka berteriak bakar..bakar…bakar sambil melempari rumah warga menggunakan batu, kayu berpaku, besi dan petasan. Untung pengmanan dari kepolisian cepat mensterilkan kondisi.
Aksi penyerangan yang terjadi sektitar 60 menit membuat ratusan warga Desa Lungbenda, kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, panik dan berhamburan menyelam2atkan diri masing-masing. Sejumlah warga di sekitar pintu masuk Tol Palimanan, menjadi sasaran amuk massa yang diduga merupakan suporter salah satu klub sepakbola, Minggu (6/11) siang.
Para suporter itu mengejar warga dan melempari rumah warga menggunakan kayu berpaku, batu, petasan, dan juga besi. Aksi penyerangan yang terjadi sektitar 60 menit itu membuat ratusan warga panik dan berhamburan menyelamatkan diri masing-masing.
Beberapa saat setelah penyerangan, petugas Kepolisian Resor Cirebon tampak langsung berjaga di sepanjang kawasan menjelang pintu masuk Tol Palimanan. Polisi berusaha menenangkan kepanikan dan keresahan warga yang berkerumun dan menunggu rombongan suporter berikutnya untuk meminta pertangungjawaban. Bus yang membawa rombongan suporter melaju dari arah Jawa Tengah menuju Jakarta menghindari bentrok susulan, polisi meminta warga kembali ke rumahnya masing-masing.
Polisi juga melakukan penelusuran dan pemeriksaan terhadap sejumlah rumah yang rusak akibat dilempari suporter.
Salah seorang warga setempat, Andi menjadi korban pelemparan petasan. Dia mengalami luka bakar di bagian lutut kakinya. Selain sakit menahan perih, ia masih shock lantaran penyerangan yang dilakukan secara brutal. “ Kena petasan ini Pak,” kata Andi sambil menunjukkan lukanya.
Seperti dilansir dari kompas.com, para perusuh berteriak Bakar… Bakar..Bakar sambil melempar ke arah pemukiman warga. Belum diketahui para suporter berasal dari mana karena ramai. Yang jelas mereka melaju dari arah Jawa Tengah menuju Jakarta.
Tak hanya Andi, sejumlah warga juga menjadi saksi mata. Bahkan Neng, seorang ibu yang sedang menggendong bayi nyaris menjadi korban pelemparan batu. Ia mengaku sangat kaget dan ketakutan.
Menurut Neng, para suporter dari tiga bus itu tiba-tiba turun, dan mengejar pedagang asongan serta anak-anak jalanan yang menggunakan kaos dan topi biru. Mereka juga mengejar polisi yang berusaha mengamankan. “Saya lagi ada di sini, lihat itu, jadi saya ngumpet,” kata Neng.
Kapolsek Gempol Kompol Yana Mulyana mengungkapkan, berdasarkan pemeriksaan di sekitar lokasi, kejadian bermula saat para rombongan suporter sepakbola melihat anak jalanan mengenakan atribut pendukung Persib. Para suporter tersebut kemudian turun dari bus dan mengejar para anak jalanan dan juga pedagang asongan tersebut. Sambil mengejar, para suporter juga melempari permukiman warga yang jaraknya berdekatan.
“Ada insiden, ‘Jakmania’ yang pulang dari arah timur, melihat anak-anak jalanan yang sedang nongkrong di bawah jembatan. Barangkali diduga oleh The Jak anak-anak ‘bobotoh’ atau ‘Viking’ (pendukung Persib). Sehingga anak-anak itu diserang, tapi mereka langsung lari, dan tidak ada korban,” kata Yana.
Warga dan juga petugas sempat mengamankan seseorang yang diduga ikut dalam rombongan bus suporter tersebut. Dia kemudian menjadi sasaran kemarahan warga. Namun setelah dibawa dan diinterogasi di kantor Polsek, penumpang tersebut mengaku berasal dari Kabupaten Kuningan, dan hendak ke Jakarta menumpang bus. (**/R)