Tak Kenal Henti Berjuang Tolak Tambang
MAKASSAR – Gerakan mahasiswa dan masyarakat tolak tambang pasir di Takalar hingga hari ini terus melakukan perlawanan terhadap aktivitas penambangan pasir di Galesong, Sanrobone dan Pulau Tanakeke. Seriusnya, Aliansi Mahasiswa ini ikhlaskan dirinya bermalam di Gedung DPRD.
Para mahasiswa melakukannya sebagai bentuk peduli dan menuntut DPRD secara kelembagaan untuk mendukung perjuangan rakyat Takalar menolak kehadiran kapal pengangkut pasir fair way. Dia juga sudah melayankan surat dan petisi penolakan ke kementrian kelautan dan perikanan, serta melakukan Edukasi dan penguatan di internal warga.
Salah satu mahasiswa yang terlibat dalam gerakan, Asdar Onotz di desa Magindara, kecamatan Galesong Selatan menyampaikan, element gerakan lain bisa terlibat dalam solidaritas ini. “Kami terus menggalang solidaritas yang luas agar persolan tambang ini mampu menjadi wacana yang diperbincangkan.” urai Asdar.
Kata dia, jika pengerupan pasir terus di lakukan, akan berdampak buruk bagi warga pesisir yang menggantungkan hidupnya sebagai nelayan. Bahkan pengakuan nelayan, semenjak kapal pengeruk pasir itu(FAIR WAY) beroperasi pendapatannya karena ikan di sekitar laut galesong-sanrobone menurun drastis. Belum lagi belakangan ini kita temui lumba-lumba,penyu hijau dan paus terdampar di pesisir galesong kemungkinan ini akibat dari aktivitas penambangan pasir. jenis kapal trailing suction hopper dredger (TSHD).
”Aliansi kami terus melakukan upaya, dan pastinya perlawanan kami tidak akan berhenti,” pungkasnya. (R)