259 Desa Belum Teraliri Listrik, 2020 Terjangkau
MAKASSAR – Pemerintah provinsi sulawesi selatan (sulsel) tahun anggaran 2017 akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 39 miliar untuk penyediaan listrik. Keseluruhan anggaran diklasifikasi dari sumber Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBD) sebesar Rp. 33 miliar dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Rp. 6 miliar. Dari totalitas anggaran, diharap bisa mengurangi angka 259 desa yang belum teraliri listrik.
Sekretaris Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sulsel, Syamsul Bachri mengatakan, anggaran penyediaan listrik lebih banyak diharapkan dari APBN. Khusus APBD Rp. 6 miliar, pihaknya hanya menargetkan dua Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di kabupaten Pangkep dan Selayar masing-masing 200 KK teraliri listrik. ” Tahun 2016, sekitar Rp. 4 miliar yang disiapkan APBD dan Rp. 18 miliar APBN untuk program kelistrikan,” jelas Syamsul sebut sekitar 30% realisasi dengan harapan bisa tercapai 100% awal Desember.
” Insya Allah bisa capai 100% awal Desember, karena sisa pemasangan instalasi saja, dan bisa selesai tepat waktu,” optimis Syamsul kalau jumlah desa yang belum teraliri listrik masih mencapai 259 desa atau turun dari posisi akhir 2015 yang jumlahnya mencapai 316 desa.
Target tahun 2020 mendatang, seluruh desa di sulawesi selatan sudah terjangkau aliran listrik. Diakhir tahun 2016 tinggal 230 desa yang belum dialiri listrik hingga ditarget tahun 2020, seluuh desa sudah dialiri listrik. Kendalanya, ada beberapa desa yang sangat susah dijangkau seperti Luwu Utara, Luwu Timur, Pangkep, Kepulauan Selayar, Toraja, Toraja Utara, dan Kabupaten Bone. ” Rasio elektrifikasi kita di angka 90% atau masih ada 10% yang belum dialiri listrik,” katanya.
Guna mencapai target semua desa teraliri listrik 2020, pihaknya mulai mencanangkan program 1.000 Kedaulatan Energi. Dalam program Kedaulatan Energi tersebut, dicanangkan pembangunan 300 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), 400 instalasi biogas, dan 300 sambungan laik operasi dan akan launching lagi 1.000 titik sambungan laik operasi dikerjasama Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia (AKLI) Sulsel.
Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu’mang menegaskan, kebutuhan listrik Sulsel setiap tahun mencapai 12,82% hingga sangat penting setiap tahun ketersediaan listrik terus ditingkatkan. (ar/R)