Peristiwa

Material Longsor Tutup Akses Jalan

Kendati tidak menimbulkan korban jiwa dan jauh dari pemukiman, longsor yang telah terjadi kesekian kali di titik yang sama dalam dua pekan terakhir menyebabkan antrian kendaraan menumpuk dari dua arah.

0727110img-20161125-wa000780x390Jalan nasional yang menghubungkan Kabupaten Trenggalek dengan Kabupaten Ponorogo di kilometer 16, Desa Nglinggis, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur kembali tertutup material longsor sehingga arus lalu lintas dari dua daerah itu macet total.

“Kemarin siang akses sudah bisa dibuka setelah terjadi longsor sebelumnya. Tapi sore kembali terputus karena terjadi longsor susulan,” kata Irul, warga Trenggalek menginformasikan kepada Antara, Minggu (27/11).

Sebagian kendaraan akhirnya memilih jalur memutar dengan jarak tempuh lebih jauh atau melewati jalan-jalan desa yang terjal dan sulit karena longsor yang tak segera disingkirkan hingga Sabtu (26/11) malam bahkan Minggu pagi. “Pagi ini mungkin alat berat dikerahkan untuk menyingkirkan material longsor tersebut,” kata Amin, anggota polisi yang berjaga di ruas jalan longsor di Desa Nglinggis itu.

Kapolsek Tugu AKP Bambang Purwanto mengatakan, saat ini anggotanya terus siaga memantau dan mengatur lalu lintas di jalur rawan longsor tersebut. Dibantu jajaran koramil setempat, kata Bambang, polisi berjaga karena sejumlah warga nekat menyeberangi guguran material longsor meski kondisi tebing masih labil.

“BPBD (badan penaggulangan bencana daerah) dari awal terjadi longsor tidak ada dari mereka yang berjaga di sini,” kata Bambang menyesalkan.

Ia menceritakan, pada peristiwa longsor di titik yang sama sebelumnya ia terpaksa mengambil keputusan sepihak dengan memerintahkan operator alat berat untuk bertugas meski sedang libur karena BPBD tidak kunjung melakukan tindakan darurat penanggulangan bencana. “Itu operator sedang libur dan pulang kampung terpaksa saya panggil kembali kerena tidak ada operator lain siap sementara BPBD tidak kunjung ada tindakan,” katanya.

Saat ini, alat berat yang disiagakan ada tiga unit yang terdiri atas buldozer dan eksavator, namun mereka hanya bisa melakukan tindakan pengerukan pada material longsor yang menutup badan jalan. “Selama kondisi tebing tetap seperti itu dan tidak dilakukan penanganan di atas longsor masih akan terus terjadi,” kata Supeni, warga setempat.

Longsor di jalur Trenggalek-Ponorogo terus menerus terjadi, bahkan selama spekan terakhir telah terjadi enam kali longsor berskala besar. Kondisi ini dipicu oleh kemiringan tebing yang ekstrim serta curah hujan yang cukup tinggi. (*/R)