Mengintip Cara Malaysia Mengelola Gunung Kinabalu
Gunung Kinabalu yang berlokasi di Sabah, Malaysia, adalah salah satu gunung tertinggi di Asia Tenggara. Puncaknya berada di ketinggian 4.095,2 meter di atas permukaan laut (mdpl). Manajemen pengelolaan Gunung Kinabalu terbukti menawarkan keamanan dan kenyamanan bagi pendaki. Hal itu tercermin dari tersedianya pos-pos pendakian, pembatasan kuota pendaki, adanya petugas gunung, pemandu, sampai sistem pendakian yang berlaku.
Pengelolaan Gunung Kinabalu berada di bawah manajemen Kinabalu Park. Ini adalah adalah salah satu kawasan konservasi berstatus taman nasional yang dinaungi oleh badan konservasi Sabah Parks. KompasTravel sempat mendaki Gunung Kinabalu beberapa waktu lalu atas undangan Sabah Tourism Board. KompasTravel memiliki beberapa catatan khusus tentang pengelolaan Gunung Kinabalu.
Pemandu wisata yang menemani KompasTravel mendaki Gunung Kinabalu, Bobby Wesley mengatakan bahwa saat ini pihak Taman Nasional Gunung Kinabalu membatasi jumlah pendaki sebanyak 120 orang per hari.
Pembatasan kuota tersebut, lanjut Bobby, ditujukan untuk mengantisipasi kerusakan alam Gunung Kinabalu serta berkaitan dengan faktor keamanan pendakian. Jumlah tersebut juga sesuai dengan jumlah kamar yang tersedia di area Panar Laban.
Panar Laban adalah area peristirahatan yang berada di ketinggian 3.272 mdpl. Pihak Taman Nasional Kinabalu mengharuskan pendaki untuk bermalam di beberapa penginapan di area Panar Laban sebelum mencapai puncak.
Kerennya, pos-pos tersebut dilengkapi oleh air minum, toilet, informasi kawasan, tempat duduk, tempat sampah, dan tandu. Pendaki bisa me-refill botol minum dengan air gunung. Pemandu wisata yang menemani KompasTravel mendaki Gunung Kinabalu, Bobby Wesley mengatakan bahwa saat ini pihak Taman Nasional Gunung Kinabalu membatasi jumlah pendaki sebanyak 120 orang per hari.
Pembatasan kuota tersebut, lanjut Bobby, ditujukan untuk mengantisipasi kerusakan alam Gunung Kinabalu serta berkaitan dengan faktor keamanan pendakian. Jumlah tersebut juga sesuai dengan jumlah kamar yang tersedia di area Panar Laban.
Panar Laban adalah area peristirahatan yang berada di ketinggian 3.272 mdpl. Pihak Taman Nasional Kinabalu mengharuskan pendaki untuk bermalam di beberapa penginapan di area Panar Laban sebelum mencapai puncak.
Sepanjang jalur pendakian Gunung Kinabalu terdapat pos-pos pendakian. Kerennya, pos-pos tersebut dilengkapi oleh air minum, toilet, informasi kawasan, tempat duduk, tempat sampah, dan tandu. Pendaki bisa me-refill botol minum dengan air gunung.
“Kalau tidak sampai jam lima pagi, pendaki nanti diminta turun lagi ke penginapan Laban Rata,” jelasnya.
Pos Sayat-Sayat berketinggian 3.668 mdpl. Sedangkan penginapan Laban Rata berada di ketinggian 3.273 mdpl. Kemudian, petugas gunung di Gunung Kinabalu terpantau selalu bersiaga di beberapa pos pendakian. Mereka bersiaga di Pos Layang-Layang dan Panar Laban. “Petugas gunung menjaga di pos-pos tersebut untuk registrasi pendaki yang lewat melalui pemandu wisata,” jelas Bobby.
Penanda berupa kartu (name tag) bagi setiap pendaki gunung juga diberikan sebelum mendaki. Penanda tersebut berisi urutan kelompok dan nama pendaki.
Bobby mengatakan setiap pendaki harus menggunakan name tagtersebut selama mendaki gunung. Jika kehilangan name tag, lanjut Bobby, pendaki tak bisa melanjutkan pendakian ke puncak.
Dari segi pengaturan porter atau pembawa barang, pengelola Gunung Kinabalu menerapkan aturan harga per kilogram. Bobby menyebutkan setiap kilogram barang yang dibawa akan dikenakan biaya 13 Ringgit (Rp 40.000).
Dari segi jalur pendakian, pengelola Gunung Kinabalu membuat tangga dan pengaman berupa tali. Dari pos pendakian Timpohon menuju Layang-Layang dan Pos Panar Laban menuju Sayat-Sayat, pendaki akan bertemu jalur tangga.
Pemandu pendakian juga hanya diizinkan memandu jika memiliki kartu tanda sertifikasi. Pemandu pendakian Gunung Kinabalu, Rooney Langgam mengatakan semua pemandu tergabung dalam persatuan pemandu gunung.
“Pemandu di Kinabal dilatih penanganan pendaki, pengetahuan tentang gunung, dan memandu juga. Sebelum daftar pemandu pendaki, mesti 10 kali mendaki gunung dan izin memandu itu hanya bisa dua tahun. Selepas itu mesti diperpanjang,” kata Rooney kepada KompasTravel.
Pihak Taman Nasional Gunung Kinabalu pun menyediakan layanan transportasi dari Kantor Kinabalu Park menuju pos awal pendakian di Timpohon. Tak hanya itu, pihak taman nasional juga menawarkan sertifikat bukti tanda mendaki puncak Gunung Kinabalu seharga 10 Ringgit (Rp 30.000). “Sertifikatnya berwarna jika sampai puncak. Hitam putih kalau tidak sampai puncak,” jelas Bobby.
Untuk keadaan darurat, pengelola Taman Nasional Gunung Kinabalu juga punya strategi lain. Seperti penyediaan tempat landas helikopter (helipad) di beberapa titik yakni Kamborongoh, Paka Cave, dan Laban Rata. “Ada juga bomba (pemadam kebakaran) yang setiap hari bertugas. Enam orang setiap hari, bersiaga kalau ada keadaan darurat,” tambahnya.
Pengelolaan Taman Nasional Gunung Kinabalu bisa dijadikan gambaran bahkan contoh bagi taman nasional di Indonesia. Dari paparan tersebut, pihak taman nasional terlihat memadukan pelayanan pariwisata aman dan nyaman tapi tetap mengutamakan aspek konservasi. (***)