Nafsu Seks Kakek 66 Tahun Ini di Ubun, Nekad Cabuli Bocah di Mesjid
Tak mampu mengendalikan nafsunya, seorang kakek M. Aubud Abbas (66) nekad mencabuli 4 bocah sekolah dasar (SD). Salah satu dari ke empat korban pencabulan akhirnya melaporkan perbuatan kakek 66 tahun ini ke berwajib. Insiden pencabulan kini sudah ditangani kepolisian Samarinda Ilir.
Korban pencabulan yang saat ini dimintai keterangan masing-masing Cempaka (11), Seroja (8) dan Mawar (6). Sementara satu korban lainnya, Delima (11) atau yang pertama kali melaporkan ulah Abbas.
Pengakuan korban, dirinya secara bergantian menjadi pemuas nafsu Abbas yang dilakukan di salah satu areal masjid di kawasan Sungai Dama, Samarinda Ilir. Meski tak sampai dicabuli, namun mahkota Seroja dan Mawar telah rusak akibat jemari nakal Abbas. Kakak beradik yang duduk di bangku kelas satu sekolah dasar (SD) di kawasan Samarinda Ilir itu tanpa rasa canggung saling bersahutan menceritakan bagaimana Abbas menggerayangi mereka.
Cerita korban, waktu lagi main sama teman-teman di halaman masjid, Kai Abbas memanggil. “Waktu mendekat, mulut saya langsung ditutup (dibekap) lalu kemaluan saya dipegang dan jarinya dimasukan,” tutur Seroja.
Tak puas menggerayangi Seroja, Abbas juga tertarik merusak masa depan Mawar yang juga sering datang ke masjid untuk melaksanakan salat Magrib berjamaah. Keempat korban mengaku kalau si kakek pernah sekali memberinya uang Rp.50 ribu usai bersetubuh, selebihnya kadang makanan gorengan dan ancaman untuk tidak memberitahukan pada siapa-siapa termasuk orang tua.
Perbuatan asusila terparah dialami Cempaka. Sepupu Seroja dan Mawar itu mengaku sudah tiga kali digoyang Abbas di gudang sound system masjid.
Cerita pencabulan yang dialami Cempaka tak berbeda jauh dengan kisah pencabulan yang dialami Delima (11), korban pencabulan pertama yang mengadu ke Polsekta Samarinda Ilir. “Saya tiga kali digitukan,” ungkapnya
Saking bernafsunya seperti dilansir heloviral.com, Abbas ingin berkali-kali menyetubuhi Cempaka. Sesekali Cempaka usai disetubuhi “dibayar” dengan gorengan. “Saya digitukan (disetubuhi, Red) malam Jumat 19 Agustus 2016 setelah salat Magrib. Waktu itu saya dilarang pulang sama Kai Abbas, katanya saya disuruh bantu dia bersihkan masjid. Waktu bersih-bersih masjid saya ditarik ke gudang itu,” kata Cempaka.
Dengan bertambahnya pelapor yang menjadi sasaran asusila dan pencabulan Abbas, maka daftar korban “keberingasan” Abbas menjadi empat bocah. “Yang pertama juga berusia 11 tahun. Dan pengakuannya sudah lima kali dibawa ke gudang sound system itu. Sedangkan berapa kali dicabuli masih dalam pengembangan penyidikan,” terang Kapolresta Samarinda Kombes Pol Dr Eriadi, melalui Kapolsekta Samarinda Ilir Kompol Yovan Fatika, didampingi Kanit Reskrim Ipda Purwanto.
Sebagai langkah awal pengembangan penyidikan, ketiga korban baru yang telah melapor itu sedang dimintai keterangannya. “Mereka bertiga sudah divisum di RSUD AW Sjahranie. Kami masih menunggu hasilnya,” pungkasnya. (oke/nha)