Waspada Bencana…Dampak Puncak Hujan Awal 2017
*** PETIR DAN ANGIN KENCANG LEBIH MEMUNGKINKAN ***
Puncak musim hujan diperkirakan akan terjadi pada awal 2017 sehingga masyarakat diminta waspada bencana sebagai dampak dari puncak musim hujan. Dalam beberapa pekan ke depan hingga periode awal tahun 2017 sebagian wilayah Indonesia akan memasuki puncak musim hujan. Oleh karena itu, masyarakat diimbau agar waspada dan lebih berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang, jalan licin dan lainnya. Peringatan lebih awal disampaikan Kabag Humas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Harry Tirto.
Dalam keterangan tertulis Harry Tirto, di Jabodetabek, berdasar riwayat data klimatologinya, puncak hujan di kawasan Jabodetabek, terutama Jakarta biasanya terjadi antara pertengahan Januari sampai pertengahan Februari 2017. Dalam beberapa hari ke depan suplai uap air sebagai pendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah Sumatera dan Jawa relatif tinggi.
” Diprakirakan potensi hujan masih terus meningkat dalam seminggu ke depan khususnya di wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep Riau, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, Jabodetabek, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Utara,” paparnya.
Besarnya pengaruh lokal dan tingginya pemanasan mengakibatkan periode saat ini hingga akhir November nanti memicu peningkatan intensitas Thunderstorm (hujan badai) yang memungkinkan terjadi petir dan angin kencang. Sehingga masyarakat diimbau berhati-hati ketika beraktifitas di luar rumah pada sore hari. Selain itu khusus untuk daerah perkotaan dan dataran tinggi agar mengantisipasi hujan lebat dengan durasi singkat yang dapat menyebabkan genangan bahkan banjir bandang.
Dijelaskan, tanda-tanda terjadi hujan lebat disertai angin kencang hingga yang bisa menimbulkan puting beliung, agar masyarakat bisa waspada. Indikasi terjadinya hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat.
PETANDA AWAL PETIR DAN ANGIN
– Satu hari sebelumnya, udara panas dan gerah pada malam hari hingga pagi hari. Udara terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (> 4.5°C) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (> 60%).
– Mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis – lapis), di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu – abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
– Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu/hitam yang dikenal dengan awan Cb (Cumulonimbus)
– Pepohonan di sekitar tempat kita berdiri ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat.
– Terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri.
– Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba-tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita.
– Jika 1 – 3 hari berturut – turut tidak ada hujan pada musim transisi/pancaroba/penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.